Sunday, December 29, 2013

Infanteri Perancis

Resimen Line Infantry ke 14 dalam pertempuran Eylau
Tiga cabang utama Angkatan Darat adalah infanteri, kavaleri dan artileri. Infanteri merupakan bentuk dasar sebuah angkatan darat (tentara), hingga era modern, era peluru kendali dan digital, infanteri masih merupakan elemen utama sebuah angkatan bersenjata. Kavaleri dan artileri yang superior masih membutuhkan infanteri untuk mengokupasi suatu wilayah taklukan dan infanterilah yang menggenapkan kemenangan pada sebuah pertempuran. "Infanteri adalah komponen paling utama. Bahkan hingga hari ini, tidak ada tentara yang mampu mempertahankan sebuah wilayah tanpa infanteri." (Nafziger - "Napoleon's Invasion of Russia" hal. 13, 1998) 

Infanteri Pasukan Revolusi Perancis
"Kavaleri berjalan dengan angkuh dengan gemerincing pedangnya ... prajurit artileri berjalan dengan kebanggaan tersendiri - bukannkah sang Kaisar adalah prajurit artileri? Tapi soldats d'infanterie yang berpeluh keringat, menggetarkan jalananlah yang benar-benar memanggul beban berat Kekaisaran Perancis di pundak dan bayonet mereka." - Kolonel John Elting, Sejarahwan Militer Amerika. Pada awal revolusi, 1792, Garda Nasional dibentuk dan wajib militer diberlakukan di Perancis, setiap pria yang mampu diwajibkan memasuki dinas militer. Namun prakteknya tidak demikian, suap atau membayar pengganti sering terjadi. Moral yang rendah menjadi standar pasukan Perancis. 

Napoleon meninjau infanteri Perancis dengan bendera Prussia yang
berhasil dirampas dalam pertempuran Jena (14 Oktober 1806)
Napoleon diwarisi infanteri bermoral rendah namun pada era Napoleonlah infanteri Perancis berevolusi menjadi infanteri terbaik di Eropa. Disiplin yang rendah segera diperbaiki. Pada 1809, Napoleon "menghukum" beberapa divisi infanterinya agar berbenah. Setiap pagi, para prajurit dilatih dasar-dasar infanteri, latihan membidik dengan menembakkan 12 peluru dan berlatih manuver batalyon selama 2 jam. Hingga Napoleon membentuk infanteri terbaik selama 1803-1815 di kamp Boulogne. Pada masa itu, infanteri Perancis dikenal dengan kelincahan, serangan yang gigih dan kecepatan dalam bergerak. Kecepatan dan manuver merupakan karakter dasar gaya tempur Napoleon.


Senjata dan Perlengkapan Infanteri

Infanteri Perancis dipersenjatai dengan musket 'Charleville' (fusil d'infanterie) model 1777 (AN IX), dengan panjang keseluruhan 151.5 cm, panjang laras 114 cm), bayonet segitiga 45.6 cm dan pedang pendek. Model 1777 Charleville dianggap kebanyakan orang Eropa sebagai senapan musket terbaik di dunia kala itu. Senapan ini dinamai sama dengan gudang senjata di Ardenne, Perancis. Selama penembakan terus menerus, para prajurit harus membersihkan laras senapan setelah 50 hingga 60 kali tembakan. Amunisi musket model 1777 disimpan di kotak peluru berwarna hitam (giberne) yang tali kulitnya yang berwarna putih disilangkan dari pundak kiri ke pinggang kanan. Kotak peluru ini di penutupnya bergambar nomer resimen atau batalyon.


Sedang tali kulit warna putih yang disilangkan dari pundak kanan ke kiri adalah gantungan pedang pendek (Briquetes). Pedang pendek ini pada prakteknya jarang berguna di medan tempur. Pedang pendek ini lebih berguna di kemah untuk memotong kayu bakar daripada digunakan untuk bertempur, namun infanteri menyukai pedang pendek karena pedang pendek merupakan sesuatu yang bergengsi. Secara resmi pedang pendek hanya diperuntukkan bagi bintara, kompi elit grenadier dan carabinier serta musisi, namun voltigeur dan chasseur mayoritas membawa pedang pendek. Musket 'Charleville' sendiri dilengkapi bayonet segitiga, bayonet ini digantungkan bersama pedang pendek, sedang untuk fusilier yang tidak membawa pedang pendek, bayonet digantung bersama dengan kotak peluru di pinggang kanan.


Secara umum, infanteri Perancis dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian besar. Line Infantry (Infanterie de Ligne) dan Light Infantry (Infanterie Légère). 

Line Infantry

Sejarah Line Infantry bisa ditarik mundur ke pertengahan abad 17, istilah "Line" yang berarti garis atau barisan. Sesuai dengan namanya, line infantry berbaris rapi dengan tiga formasi tempur yaitu garis, kotak dan kolom. Memang tidak menutup kemungkinan line infantry bertempur menyebar seperti dalam perang kota, namun fungsi dasar line infantry adalah bertempur dalam formasi rapat dalam barisan. Line infantry adalah bentuk paling dasar dari sebuah tentara, secara umum pasukan Perancis terdiri dari infanteri jenis ini. Pada masa revolusi unit line infantry adalah demi-brigade (separo brigade) karena dua demi-brigade membentuk satu brigade, hingga 1803 Napoleon memulihkan istilah "resimen". Istilah demi-brigade hanya digunakan oleh unit perbekalan dan depot. Dalam Grande Armée ada 133 Resimen line infantry, jumlah resimen ini sendiri hampir sama dengan jumlah departemen di Perancis yang kala itu berjumlah 156 departemen. 

Kekuatan Régiments de Ligne selama era perang Napoleon bervariasi, namun elemen dasarnya adalah batalyon. Batalyon line infantry berkekuatan sekitar 840 orang, namun batalyon berkekuatan sebanyak itu adalah batalyon dengan jumlah kekuatan penuh. Rata-rata batalyon berkekuatan 400-600 orang. Dari 1800-1803 batalyon terdiri dari 8 kompi fusilier dan 1 kompi grenadier, 1804-1807 kompi dalam batalyon adalah 7 kompi fusilier, 1 kompi grenadier dan 1 kompi voltigeur. Pada fase akhir era Napoleon (1808-1815), kekuatan batalyon meramping menjadi 4 kompi fusilier, 1 kompi grenadier dan 1 kompi voltigeur. Kompi sendiri berkekuatan 120 prajurit, 3 kopral drumer, 1 fourrier (administrasi), 8 kopral, 4 sersan, 1 sersan mayor, 2 letnan dua, 1 letnan satu dan 1 kapten.

Light Infantry

Berbeda dengan line infantry yang menjadi kekuatan mayoritas infanteri Grande Armée, light infantry berjumlah tidak lebih dari 36 resimen, bandingkan dengan line infantry yang berjumlah 133 resimen. Memang semua infanteri Perancis melalui pendidikan dasar yang sama yaitu bermanuver termasuk skirmish (bertempur kecil-kecilan). Perbedaan mendasar antara line dan light infantry adalah gerakan dan akurasi, line infantry difungsikan sebagai pasukan reguler yang melakukan serbuan massive, sedang Infanterie Légère dididik untuk menembak dengan akurat dan bergerak di atas rat-rata infanteri pada umumnya.

Prajurit light infantry berpostur lebih pendek dari rata-rata prajurit line infantry, ini disesuaikan dengan fungsi light infantry sendiri agar mudah bergerak di pepohonan dan hutan serta mudah berlindung ketika melakukan pertempuran kecil seperti di pedesaan atau di antara bangunan perkotaan. Karena pada dasarnya light infantry difungsikan untuk bertempur dengan formasi menyebar dan memanfaatkan medan sekitar untuk perlindungan. Komposisi batalyon dan kompi light infantry sendiri sama persis seperti line infantry. Chaseur adalah kompi tengah seperti halnya fusilier di line infantry, sedang grenadier di light infantry adalah carabinier, sedang voltigeur di light infantry memiliki tipe yang sama dengan voltigeur di line infantry. 


Light infantry merupakan dasar infanteri modern, terlebih dengan ditemukannya metode perang gerilya yang lebih mendekati gaya tempur light infantry. Berbeda dengan line infantry yang sejarahnya tamat hingga akhir abad 19, light infantry berevolusi menjadi infantry modern yang kita kenal hari ini.


Drummer, Cornet dan Musisi

Drummer Line Infantry dan musisi Light Infantry
Musisi dalam infanteri bisa dikatakan berfungsi sebagai kepanjangan tangan komandan. Di medan tempur kadang suara perwira tidak cukup lantang untuk memberi perintah pada para prajurit, di sinilah musisi berperan menggantikan perintah komandan sebuah unit. Lazimnya setiap kompi punya drummer atau cornet (peniup trompet). Dan fungsi yang paling penting dan paling populer dalam sejarah militer adalah iringan musisi ketika barisan infanteri berbaris maju ke medan laga. Setelah pertempuran berlangsung, biasanya musisi berfungsi mengungsikan prajurit yang terluka ke depo perawatan.

Setiap kompi punya 2 hingga 3 drummer, drum adalah alat musik paling lazim untuk infanteri khususnya line infantry. Dalam budaya populer, drummer adalah pemuda belia berusia 12-14 tahun, padahal tidak selalu demikian. Sedang di light infantry dan kompi voltigeur line infantry, musisi yang lebih lazim adalah cornet atau peniup terompet, ini dikarenakan light infantry dan voltigeur sebagai unit ringan dengan mobilitas tinggi hingga musisi juga memerlukan instrumen yang lebih praktis. Biasanya musisi (band resimen) terdiri dari 8 orang, namun tidak jarang jumlahnya hingga 20 orang. Ketika sebuah resimen akan maju ke garis depan, biasanya band resimen memainkan musik selama resimen menunggu untuk mulai berbaris ke garis depan. Musisi secara umum dalam band resimen bukan hanya drummer dan cornet, namun juga peniup seruling.

Sapper

Sapper Line dan Light Infantry
Istilah sapper apabila di Indonesia lebih dikenal dengan zeni, mereka berfungsi sebagai pendobrak gerbang, pagar serta membangun atau menghancurkan jembatan. Untuk melakukan tugas zeninya, sapper dilengkapi dengan kapak, selain senjatanya yaitu musket dan pedang. Sapper direkrut dari kompi grenadier atau carabinier. Seragam mereka sama dengan seragam grenadier atau carabinier, hanya saja di lengan mereka ada lambang kapak menyilang. Di bagian depan celana mereka terdapat kain penutup. Topi sapper adalah topi bulu beruang seperti topi bulu beruang grenadier hanya saja tanpa plat bergambar granat menyala. Karena sapper sebagai pembuka jalan bagi resimen, maka mereka harus berpenampilan sangar, kumis dan jenggot wajib ditumbuhkan dan dipelihara seorang sapper. Dalam satu batalyon infanteri terdapat satu sapper berpangkat kopral dan 4 prajurit sapper. Sapper bergerak maju berdampingan dengan band resimen.

Fusilier dan Chasseur

Fusilier dan Chasseur
Setiap batalyon memiliki 2 kompi elite, yaitu 1 kompi grenadier dan 1 kompi voltigeur, sedang 4-8 kompi lain adalah kompi fusilier (chasseur dalam light infantry). Kompi fusilier atau chasseur ini merupakan barisan tengah dalam formasi sebuah batalyon. Para prajurit kompi tengah ini merupakan unit reguler dan tidak memiliki gengsi tersendiri seperti prajurit elite di grenadier atau carabinier. Namun bagi mereka yang telah melewati setidaknya 2 kali peperangan, pemberani, kuat dan berpostur tinggi memiliki kesempatan untuk direkrut ke dalam kompi elite grenadier (carabinier). Apabila postur tubuh kurang tinggi, mereka masih berkesempatan direkrut ke dalam kompi elite voltigeur. Fusilier mengenakan topi bicorn hingga 1807, ketika bicorn diganti shako. Fusilier tidak mengenakan epaulette seperti kompi elite grenadier, carabinier atau voltigeur, namun rekannya di light infantry, chasseur mengenakan epaulette hingga 1813.

Grenadier dan Carabinier

Grenadier dan Carabinier
Grenadier pertama kali diperkenalkan pada pertengahan abad 17. Grenadier adalah tipe prajurit dengan fungsi khusus, yang fungsi awalnya adalah melempar granat dan operasi penyerbuan. Namun pada abad 18 melempar granat menjadi tidak efektif, namun unit grenadier tetap ada dan beralih fungsi sebagai unit elite. Dalam tentara Napoleon, grenadier berfungsi sebagai unit pengejut.

Regulasi resmi tentara Perancis, grenadier harus menjadi contoh bagaimana prajurit bertingkah laku yang baik. Setiap tahun para kapten di batalyon akan memilih 3 orang fusilier yang memenuhi syarat untuk menjadi grenadier dengan syarat setidaknya berdinas selama 2 tahun dan memiliki tinggi badan minimum 173.5 cm. Para kandidat ini kemudian diuji oleh para kapten, perwira dan bintara serta 2 prajurit senior dalam kompi grenadier. Dari syarat ini, batalyon yang berumur kurang dari dua tahun tidak memiliki kompi grenadier.

Selain kemampuan tempur yang prima, grenadier (carabinier) juga dilatih untuk mengoperasikan meriam. Grenadier (carabinier) juga diharuskan berpenampilan kuat dan menakutkan. Mereka diwajibkan menumbuhkan kumis, kerah dan epaulette mereka berwarna merah, serta topi bulu beruang membuat mereka tampak lebih tinggi. Namun karena biaya pembuatan topi bulu beruang yang mahal, pada 1805 regulasi baru mewajibkan grenadier (carabinier) mengganti topi bulu beruang dengan shako. Shako grenadier dan carabinier mempunyai tepian dan jambul berwarna merah. 

Voltigeur

Voltigeur Line dan Light Infantry
Tipe infanteri ini pertama kali diperkenalkan pada 1803, Napoleon memerintahkan pembentukan kompi ke 10 dalam light infantry. Prajurit kompi voltigeur diambil dari 6 orang terpendek dalam kompi chasseur. Tinggi rata-rata voltigeur adalah 158 cm. Dalam line infantry, kompi fusilier ke 3 menjadi kompi voltigeur. Voltigeur adalah infanteri yang dikhususkan untuk skirmish, memanjat, perang kota dan mengintai. Mereka dilatih untuk menembak dengan kecepatan dan akurasi tinggi, selain itu juga voltigeur dilatih untuk bergerak dengan kecepatan ganda (berlari-lari kecil). Pada satu keadaan tertentu kompi-kompi voltigeur dilepaskan dari batalyon induknya dan disatukan membentuk detasemen voltigeur untuk menjalani misi khusus.

Pada awalnya, voltigeur akan dipersenjatai dengan musket pendek yang digunakan dragoon dengan panjang 141.7 cm, senjata ini cocok dugunakan voltigeur yang berpostur pendek. Namun di lapangan, voltigeur dipersenjatai dengan musket panjang standar infanteri,  model 1777 (AN IX) dan bayonet. Seperti unit elit grenadier dan carabinier, voltigeur juga dipersenjatai dengan pedang pendek. Seragam voltigeur diidentikkan dengan warna kuning, di mana kerah baju, tepian shako, jambul dan pompon mereka berwarna kuning. Epaulette sebenarnya secara resmi tidak pernah diberikan pada voltigeur, namun pada kenyataannya mereka menggunakan epaulette kuning-merah dan kuninng-hijau.

1 comment:

  1. keren, jarang2 ada blog indonesia yg membahas angkatan bersenjata prancis era perang musket

    ReplyDelete